Kamis, 07 Januari 2016

Rangkuman Jurnal LCA Pabrik Semen PT. Holcim Indonesia Tbk. Tugas Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri

TUGAS
KIMIA dan PENGETAHUAN LINGKUNGAN INDUSTRI
  



Life Cycle Assessment Pabrik Semen PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap :
Komparasi Antara Bahan Bakar Batu Bara dengan Biomassa








DISUSUN OLEH :
NAMA                                              : MOKH ALFAN NOVIANTO
NIM                                                  : 41615110026
FAKULTAS                                     : TEKNIK INDUSTRI



Life Cycle Assessment Pabrik Semen PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap :
Komparasi Antara Bahan Bakar Batu Bara dengan Biomassa
Nama Penulis  : Taufan Ratri Harjanto, Moh. Fahrurrozi, I Made Bendiyasa
Tahun Terbit    : 2012
Link                 : http://jurnal.ugm.ac.id/jrekpros/article/download/4696/3956

1.     Latar Belakang :
PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap dengan kapasitas produksi 2,6 juta ton/tahun telah menggunakan sekam padi sebagai energi alternatif biomassa.Akan tetapi Penggantian batubara dengan biomassa akan menimbulkan suatu permasalahan baru yaitu, berapa besar konstribusi emisi (gas buang) dan dampak lain yang dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar alternatif tersebut didalam industri semen.  Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak lingkungan penggunaan batubara dan biomassa dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Life Cycle Analysis (LCA) atau sering juga disebut Life Cycle Assessment merupakan sebuah metode berbasis cradle to grave (analisis keseluruhan siklus dari proses produksi hingga pengolahan limbah) yang digunakan untuk mengetahui jumlah energi, biaya, dan dampak lingkungan yang disebabkan oleh tahapan daur hidup produk dimulai dari saat pengambilan bahan baku sampai dengan produk itu selesai digunakan oleh konsumen.

2.     Cara Penelitian :
            Penelitian dilakukan mengacu pada langkah–langkah studi Life Cycle Assessment berdasarkan ISO 14040 tahun 2006, yang dibagi menjadi empat tahap yaitu: (1) tahap identifikasi awal, (2) tahap pengumpulan data, (3) tahap pengolahan data dan (4) tahap interpretasi hasil dan kesimpulan.

3.     Hasil dan Pembahasan :
Analisis Inventori :
            Inventori dilakukan berdasarkan input dan output material didalam sistem. Data Input terdiri dari: kebutuhan bahan baku, energi/kelistrikan, air, dan alat transportasi yang digunakan. Data output berupa produk semen dan emisi yang dilepaskan terhadap lingkungan disetiap prosesnya.
            Berdasarkan hasil analisis kontribusi dampak terhadap lingkungan dengan menggunakan bahan bakar sesuai dengan langkah-langkah cara penelitian 1,2,3, dan 4 untuk menghasilkan 1000 kg semen didapatkan nilai kontribusi total berturut-turut 2,78 x 10-1 Pt, 2,24 x 10-1 Pt, 1,57 x 10-1 Pt, dan 8,50 x 10-2 Pt. Dan dari Hasil analisis kontribusi tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan Biomassa lebih ramah terhadap lingkungan.

Penilaian Dampak / Impact Assessment :
            Analisis dampak pada penelitian ini menggunakan metode Impact 2002+. Analisis impact assessment terbagi menjadi tiga analisis yaitu, analisis characterization impact assessment, damage impact assessment dan analisis single score impact assessment.
A.     Characterization impact assessment :
merupakan penilaian besarnya substansi yang berkontribusi pada kategori impact didalam produksi semen berdasarkan faktor karakterisasinya.

B.     Damage impact assessment :
Analisis damage impact assessment digunakan untuk mengevaluasi dampak kerusakan yang dihasilkan berdasarkan dampak karakterisasinya.

C.     Single score impact assessment :
Metode yang diterapkan didalam penentuan single score adalah dengan skala kontribusi urutan nilai tertinggi yang berpengaruh pada keempat skenario produksi semen terhadap faktor kerusakan berdasarkan Impact 2002+.
Dari hasil single score keempat skenario Kontribusi terbesar berpengaruh terhadap efek Global Warming, respiratory inorganic, dan non renewable energy/resource.

Interpretasi :
            Interpretasi adalah langkah terakhir dalam tahapan LCA sebelum membuat keputusan dan rencana tindakan. Metode analisis yang dapat dilakukan adalah dengan metode pendekatan analisis kontribusi yang bertujuan untuk mengidentifikasi data yang memiliki kontribusi terbesar terhadap hasil indikator dampak.

A.    Analisis Kontribusi :
Analisis kontribusi digunakan dengan tujuan untuk mengetahui proses atau tahap didalam jejaring proses produksi semen yang memiliki kontribusi paling dominan, sehingga pengambilan keputusan dan perbaikan terhadap sistem menjadi tepat dan efektif sesuai dengan tujuan penelitian.

B.     Analisis Perbaikan :
Dari hasil analisis penakaran dampak dan kontribusi diketahui bahwa permasalahan utama yang menjadi perhatian untuk direkomendasikan perbaikan lingkungan adalah penggunaan batubara pada pyroprocessing dan distillate fuel oil sebagai bahan bakar alat-alat transportasi.
Prioritas pertama adalah transportasi yang digunakan saat ini untuk mengangkut pasir silika menggunakan truck dan kereta api. Dengan digantinya angkutan truck pengangkut pasir silika dengan kereta api dapat menghemat penggunaan bahan bakar minyak sehingga akan mereduksi kontribusi dampak terutama pada jalur transportasi.
Prioritas kedua adalah dengan tanaman miscanthus giganteus (alang-alang raksasa) sebagai bahan substitusi batubara. Beberapa keunggulan dari tanaman ini adalah, dalam 1 hektar menurut Profesor Stephen P. Long dari University of Illinois tahun 2004 mampu menghasilkan biomassa 20 ton dan tahan terhadap cuaca sehingga diperkirakan akan mampu menyerap CO2 sebesar 569 ton/ha/tahun (Dahlan, 1992).

4.      Kesimpulan :
Berdasarkan hasil analisis kontribusi dampak terhadap lingkungan dengan menggunakan bahan bakar sesuai dengan skenario 1, 2, 3, dan 4 untuk menghasilkan 1000 kg semen didapatkan nilai kontribusi total berturut-turut 2,78 x10-1 Pt, 2,24 x10-1 Pt, 1,57 x10-1 Pt, dan 8,50 x10-2 Pt. Dari hasil analisis kontribusi tersebut penggunaan biomassa lebih ramah terhadap lingkungan.
Pada keempat skenario pemakaian bahan bakar dampak yang paling berpengaruh adalah global warming, respiratory inorganic dan resources. Secara umum kontribusi dampak terhadap lingkungan tertinggi berasal dari tahap pyroprocessing, kemudian disusul dari alat transportasi yang digunakan.
Berdasarkan analisis perbaikan, truck sebagai alat transportasi pengangkut silika diganti dengan menggunakan kereta api, sehingga terjadi pengurangan kontribusi nilai sebesar 6,00 x10-4 Pt terhadap impact category global warming, 2,00 x10-3 Pt terhadap impact category respiratory inorganic dan 6,00 x10-4 Pt terhadap impact category non renewable energy.

5.      Peluang Penelitian Lanjutan :

Penelitian ini dilakukan dalam skala kecil (1000 kg) maka dapat dilakukan penelitian dengan skala yang lebih besar yaitu skala produksi PT. Holcim Indonesia Tbk. Karena terjadi kemungkinan apabila penelitian dilakukan dalam skala besar akan mempengaruhi hasil outputnya.

Rabu, 06 Januari 2016

Artikel Dampak Limbah Industri terhadap Lingkungan Tugas Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri


TUGAS
KIMIA dan PENGETAHUAN LINGKUNGAN INDUSTRI
 
 










Dampak Limbah Industri Terhadap Lingkungan







DISUSUN OLEH :
NAMA                                              : MOKH ALFAN NOVIANTO
NIM                                                  : 41615110026
FAKULTAS                                     : TEKNIK INDUSTRI


DAMPAK LIMBAH INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN
 
 







                                                                                                                               
                                                                                                              
Kemajuan Teknologi yang terus meningkat  khususnya dalam dunia Industri, membuat masyarakat harus memahami dan mengetahui tentang Limbah Industri tersebut. Limbah Industri adalah Buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi Industri yang dapat berdampak pada Lingkungan tersebut. Limbah Industri dapat berdampak positif maupun Negatif terhadap Lingkungan. Kita sebagai masyarakat modern dituntut dapat memanfaatkan suatu limbah industri menjadi barang yang lebih berharga dan memiliki nilai agar dapat meminimalisir dampak terhadap Lingkungan sekitar.
Sebagai contohnya adalah PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI LIMBAH ABU KETEL, JARAK DAN GLISERIN.
Kenaikan harga bahan bakar minyak membawa dampak naiknya harga sembako dan berbagai kebutuhan hidup lainnya. Hal ini akan berdampak pada beban hidup masyarakat yang semakin berat apabila tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan. Di sisi lain, jika subsidi BBM tidak dikurangi maka hal ini menjadi beban yang amat berat bagi negara, apalagi dengan perekonomian yang belum pulih saat ini.
Cadangan minyak di perut bumi makin terbatas dan menyusut karena penggunaannya yang terus meningkat dan bahan bakar fosil ini tergolong bahan bakar yang tidak terbarukan (unrenewable). Keterbatasan ini seharusnya mendorong pemerintah untuk mencari energi alternatif dan terbarukan (renewable) yang berasal dari tanaman dan biasa disebut biomassa. Pabrik gula menggunakan bahan bakar solar dan ampas tebu untuk menjalankan proses produksinya. Kalau terjadi kenaikan harga BBM tentu saja kinerja pabrik gula akan terganggu, oleh karena itu pabrik gula memerlukan suatu energi alternatif untuk menganti bahan bakar solar. Salah satu cara untuk mendapatkan energi alternatif dan sekaligus memanfaatkan limbah pabrik gula yang berupa partikel debu adalah dengan membuat partikel debu menjadi briket. sehingga pada akhirnya nanti dapat menentukan klasifikasi briket sisa menjadi energi alternatif untuk mengantikan bahan bakar minyak.
Limbah Abu Ketel dapat diperoleh dari proses pembakaran a,pas tebu pada pabrik gula yang berupa debu halus (fly ash) maupun berat (bottom ash). Untuk menangani bottom ash, digunakan conveyor dengan sistem terendam air agar abu yang dihasilkan tidak berterbangan. Untuk menangani fly ash digunakan sistem cyclone agar partikel-partikel yang berat jatuh ke bawah untuk mengurangi polusi lingkungan. Sedangkan Limbah Jarak dapat diperoleh dari sisa pembuatan minyak jarak (Jarak Oil) yang berupa ampas dari tumbuhan jarak. Kedua Limbah tersebut dapat diolah menjadi Briket dengan tambahan zat-zat lain sehingga menjadi barang yang lebih berguna. Briket dapat digunakan sebagai bahan bakar Biomassa yang dapat menggantikan fungsi dari Bahan Bakar Minyak dan Bahan Bakar Fosil yang jumlahnya semakin sedikit karena sifatnya yang tidak dapat Di perbarui (Unrenewable).